1.1.Latar
belakang
ketika sudah memasuki bulan Ramdhan,
yang tahun ini bertepatan di akhir bulan Mei hingga akhir Juni, sudah lazim
ketika harga bahan-bahan kebutuhan merangkak naik. piha-pihak yang sering
mengeluh atas fenomena ini adalah para ibu rumah tangga, yang sebagai manajer di
setiap keluarga. Para Ibu rumah tangga akan langsung merasakan dampak dari
adanya kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan. Saat ini, di pasar tradisonal
Kamal Bangkalan Madura, harga bahan kebutuhan sudah mulai naik.
Kenaikan harga bahan kebutuhan bukan
hanya membuat resah para kaum Ibu, namun, kaena pasar Kamal ini berada di
lingkungan kampus Univeritas Trunojoyo Madura, maka tidak sedikit mahasiswa
yang 'galau'karena adanya fenomena ini. saai ini, harga telur misalnya, sebelum
Ramadhan harga telur 18 ribu/kg, namun, sekarang harganya mencapai 21 ribu/kg.
Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kombinasi konsumsi para mahasiswa.
jika ditinjau dari sistem distribusi,
penjual telur mengaku tidak mengubah agen pemasok, ia tetap di pemasok yang
sama, dan pemasok tersebut merupakan peternak ayam petelur, sehingga, perlu
dipertayakan lagi, margin harga produk ini dialihkan dari biaya apa? untuk apa?
dan bagaimna bisa? jika melihat tidak ada yang berbeda dari sistem
distribusinya.
Beberapa mahaiswa berpendapat bahwa harga
bahan kebutuhan naik karena masyarakat membiasakan fenomena ini, mereka tidak
kaget dengan fenomena ini, padahal tidak ada sebab untuk meyakininya. hingga
saat ini, para konsumen hanya berharap agar harga tidak terus naik, karena di
bulan Ramadhan banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, slah satunya yaitu
estimasi biaya untuk mudik ke kampung halaman
1.2.Permasalahan
Masyarakat melazimkan kenaikan harga
bahan kebutuhan saat bulan Ramadhan tanpa menegetahui bagaimana prosesnya.
1.3.Pembahasan
Dari hitungan Kompas.com, jika harga cabai
rawit merah di tingkat petani Rp 50.000 per kilogram, dan 10 mata rantai
tersebut mengambil keuntungan misalnya Rp 1.000 per kilogram, maka harga cabai
pada konsumen atau end user sudah Rp 60.000 per kilogram, atau naik Rp
10.000 per kilogram akibat panjangnya mata rantai tersebut. saat ini perusaaan penyedia memiliki stok sebesar 1,9 juta ton. Untuk
komoditas daging saat ini juga pemerintah memiliki cadangan daging kerbau
hingga 40.000 ton dan akan melakukan penambahan stok sebanyak 50.000 ton daging
kerbau dari India. Sedangkan gula, Bulog memiliki stok hingga 400.000 ton gula
pasir.
SIMPULAN dan SARAN
pemerintah perlu melakukan pemantauan harga di pasar dengan turun ke pasar dan hal
itu akan menenangkan secara psikologi pasar. Enggar bersepakat dengan pelaku usaha toko ritel menetapkan
harga acuan tiga komoditas pokok yakni gula Rp 12.500 per kilogram, daging
impor dari India Rp 80.000 per kilogram, dan minyak goreng kemasan Rp 11.000
per kilogram. elain menjaga harga dengan stok yang mecukupi,
yang perlu diperhatikan adalah rantai tata niaga yang menjadi faktor
meningkatnya harga kebutuhan pokok.