Minggu, 28 Mei 2017

Pemasaran Belimbing Tasikmadu di Wilayah Selatan Kabupaten Tuban

Nama   : Siti Aminatus Sa’diah
NIM    : 160321100055
Topik   : Pemasaran Belimbing Tasikmadu di Wilayah Selatan Kabupaten Tuban

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belimbing manis Tasikmadu merupakan jenis belimbing manis varian asli Tuban  yang berasal dari desa Tasikmadu kecamatan Palang. Belimbing Tasikmadu memiliki karakteristik unggulan dibanding belimbing manis varian lain. Belimbing ini memiliki ukuran yang relatif besar, warna oranye, dan rasa yang manis. Hal ini menjadikan Belimbing manis Tasikmadu menjadi komoditas berpotensi nilai jual yang tinggi.
Permintaan konsumen terhadap belimbing Tasikmadu datang dari berbagai daerah. Pemasaran yang paling signifikan ialah di daerah Tuban area selatan, yaitu meliputi Jatirogo, Jenu, Parengan, Bancar, Senori, Bangilan, dan Singgahan. Potensi yang dimiliki komoditas ini hendaknya didukung dengan sistem distribusi pemasaran yang memadai, karena jika tidak, maka usaha produk tidak bisa maksimal. Permasalahan tersebutlah yang menimbulkan pemikiran mengenai penanganan pemasaran komoditas belimbing Tasikmadu yang lebih lanjut.

Berdasarkan dua pokok pembahasan di atas, maka perlu pengkajian lebih lanjut mengenai pasar distribusi pemasaran belimbing Tasikmadu. Mengingat bahwa komoditas ini merupakan komoditas ”strategis” kota Tuban. Hal inilah yang membuat peneliti menganalisis pemasaran belimbing Tasikmadu di kabupaten Tuban wilayah selatan. Oleh sebab itu, maka penelitian ini berjudul “ Analisis Pemasaran Belimbing Tasikmadu di Wilayah Selatan  Kabupaten Tuban “ dengan tujuan untuk mengetahui pemasaran komoditas belimbing Tasikmadu di Kabupaten Tuban wilayah selatan.
1.1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik belimbing Tasikmadu?
2.      Bagaimana pasar distribusi belimbing Tasikmadu di Kabupaten Tuban wilayah selatan?

1.2. Tujuan
1.      Untuk mengetahui karakteristik belimbing Tasikmadu.
2.      Untuk mengetahui pasar distribusi belimbing Tasikmadu di Kabupaten Tuban wilayah selatan.

1.3. Batasan Masalah
1.      Penelitian ini hanya membahas tentang karakteristik belimbing Tasikmadu.
2.      Penelitian ini hanya membahas tentang pasar distribusi belimbing Tasikmadu di Kabupaten Tuban wilayah selatan. 

Rabu, 24 Mei 2017

agribisnis

Subsistem Agribisnis
            Subsistem agribisnis merupakan bagian dari kegiatan usaha di bidang pertanian.  Usaha pertanian yang dimaksud yakni usaha komersil dalam bidang perdagangan di sektor pertanian. Terdapat empat subsistem di dalam kegiatan agribisnis. Keempat subsistem ini ada untuk yang menunjang keberlangsungan pengusahaan di sektor pertanian. Hal ini menjadikan subsistem agribisnis memegang kendali penting dalam keberhasilan pengupayaan lahan yang ada. Oleh karena itu, perlu kesinambungan yang baik antarsubsistem guna mencapai produktivitas yang optimum.
            Usaha yang dimaksud yaitu usaha komersil dalam bidang perdagangan dalam sektor pertanian. Usaha-usaha ini meliputi kegiatan agribisnis yang ada dari sebelum budidaya hingga penanganan pascapanen.  Pengusahaan yang dilakukan bukan digunakan untuk konsumsi pribadi (subsisten), akan tetapi untuk diperjualbelikan di lingkungan masyarakat atau kepentingan komersil. Pengusahaan semacam ini mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat apabila tepat dalam pelaksanaannya.
            Terdapat empat subsistem di dalam kegiatan agribisnis. Subsistem pertama yakni subsistem hulu / input. Pada subsistem ini, dilakukan tahap-tahap persiapan/perencanaan pengusahaan yang akan dilakukan, mengenai standart produksi, lahan, tenaga kerja, modal, dan tentu saja komoditi yang diusahakan. Subsistem kedua yakni subsistem onfarm yang merupakan kegiatan budidaya ataupun pengolahan komoditi yang diusahakan. Subsistem hilir ialah subsistem ketiga setelah adanya kegiatan budidaya atau pengolahan.  Di tahap ini, komoditas yang diusahakan ataupun produk hasil olahan akan ditangani lebih lanjut, yang berkenaan dengan pemasaran, distribusi, dan penyimpanan. Ketiga subsistem ini memerlukan sarana produksi penunjang, dalam hal ini, subsistem lembaga penunjang ada untuk menunjang kegiatan yang ada di tiga subsistem sebelumnya.
            Keempat subsistem di atas diperlukan untuk  keberlangsungan pengusahaan di sektor pertanian. Apabila salah satu saja dari keempat subsistem ini tidak berjalan dengan baik, maka tujuan optimalisasi produktivitas tidak dapat dicapai. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi produsen. Oleh karena itu, perlu adanya kinerja yang saling bersinergi dalam pengusahaan di agribisnis.
            Pengusahaan agribisnis yang optimal  menjadikan subsistem agribisnis memegang kendali penting dalam keberhasilan pengupayaan lahan yang ada. Hal ini dikarenakan dalam setiap subsistem memegang peran masing-masing yang saling terkait. Keterkaitan tersebut memiliki tujuan yakni optimalisasi produktivitas pengusahaan agribisnis yang dijalankan. Inilah alasan mengapa subsistem agribisnis dikatakan sebagai nyawa dari kegiatan agribisnis.

             Berdasarkan paparan di atas, perlu kesinambungan yang baik antarsubsistem guna mencapai produktivitas yang optimum. Kesinambungan yang baik diperlukan agar sumberdaya yang telah dilibatkan dalam kegiatan agribisnis tidak terbuang percuma, bahkan sampai mengakibatkan devisit. Apabila dalam pengusahaan lahan dan komoditas mengalami kerugian, maka tujuan utama produsen untuk meningkatkan taraf hidup juga tidak berhasil. Hal tersebut bertolakbelakang dengan prinsip dasar bisnis, yaitu minimalisasi pengeluaran dan maksimalisasi pemasukan. Demikianlah subsistem agribisnis berperan dalam kegiatan agribisnis masyarakat.